Jumat, 27 September 2013

MIMPIKU JADI KENYATAAN

          Teringet waktu sekolah, aku pernah bermimpi setelah aku lulus sekolah aku akan bekerja di pabrik yang gajinya cukup menjanjikan untuk kehidupanku nanti. Setelah ujian akhir sekolah pengumuman kelulusan masih belum ada kabar kapan diumumkan. Aku bersama temenku Mashud Irfani yang akrab di panggil Irfan mempunyai inisiatif untuk membuat lamaran kerja agar nanti kalau ijazah sudah keluar tidak usah bingung-bingung membuat lamaran kerja karena sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Selang dua hari dari munculnya ide untuk membuat surat lamaran pekerjaan yang aku fikir-fikir tidak ada salahnya menyiapkan mulai sekarang. Aku mulai membuat surat lamaran pekerjaan dan hanya butuh waktu sehari aku bisa buat 5 surat lamaran pekerjaan yang siap untuk diantarkan.

Keesokan harinya, aku menemui Irfan untuk menanyakan tentang surat lamaran pekerjaan yang kemaren kita bahas. Belum sempat aku bertanya, dia malah bertanya duluan kepadaku tentang surat lamaran pekerjaan itu.
Ternyata dia juga sudah selesai membuatnya dua hari yang lalu. Sembari minum es bersama teman-teman dikantin sekolah, kita berdua melanjutkan pembicaraan mengenai pekerjaan. Meskipun mendapat ledekan kecil dari teman-teman mengenai ide ini, Irfan menyikapinya dengan positif yang kemudian membawa aku untuk bersikap positif juga. Ditengah pembicaraanku dengan irfan tiba-tiba salah satu teman  memotong pembicaran kami dan dia memberi arahan agar kita bisa bekerja di pabrik tanpa harus memakai ijazah. Tetapi dengan cara meminta surat keterangan dari kepala sekolah bahwa benar-benar siswa sekolah yang berniat bekerja. Tanpa menunggu lama kami menerima saran dari teman dan bergegas menuju keruang TU (Tata Usaha). Sesampainya di ruang TU, kami berdua menjelaskan maksud dan tujuan kami kepada salah satu staff TU yang akrab dipanggil Bu. Susi yang biasa membantu kami dalm pengurusan pembayaran sekolah. Tanpa menunggu lama akhirnya Bu. Susi membuatkan suratnya dan kami berdua disuruh untuk menunggu diluar  karena masih lama butuh tanda tangan kepala sekolah yang biasa di sapa P.Nur. Satu jam menunggu akhirnya tidak sia-sia. Kita dipanggil sama Bu. Susi untuk masuk ruangan kembali dan di kasihkanya dua lembar surat keterangan atas namaku dan nama Irfan.

 Setelah mendapat surat keteranagan dari sekolah kami memutuskan pulang karena pada saat itu sudah tidak ada pelajaran. Tetapi menunggu pengumuman kelulusan dari Dinas Pendidikan. Seminggu setelah kami membuat srat keterangan itu. Irfan mengajak aku untuk mengirim lamaran pekerjaan keberbagai perusahaan yang ada di sekitar daerah kami. Kebetulan daerah kami merupakan kota industri jadi tidak sulit untuk mengirimnya. Beberapa surat lamaran telah kami kirim ke berbagai perusahaan ternyata tidak ada jawaban sam sekali. Sembari menunggu telfon panggilan tes kerja, kami memutuskan untuk melamar ke perusahaan yang karyawanya mayoritas lulusan SD dan cara masuknyapun tidak membutuhkan IQ yang cukup tinggi karena sebetulnya tenagalah yang dibutuhkan diperusahaan ini. Malam hari sekitar pukul 19.00 WIB kami masuk perusahaan dan menyerahkan lamaran, ternyata yang melamar di perusahaan ini ternyata benar apa kata orang tidak memandang status pendidikan. Satu persatu diantara pelamar itu dipanggil untuk mengisi formulir pendafataran termasuk kami. Setelah kami selesai mengisi formulir pendaftaran kami langsung dipanggil untuk masuk keruang interview. Didalam ruangan inilah kami menghadap HRD namanya aku lupa.  Tanpa panjang lebar aku hanya ditanya siap kerja disini. Jawabku SIAP begitupun dengan Irfan.

Didalam ruangan kami dikasih kertas untuk menemuai kepala bagian QC (Quality Control). Setelah ketemu kepala bagianya kami langsung di ajari untuk mengenal beberapa tatacara kerjanya. Tidak butuh waktu lama hanya satu minggu kita memahami cara-cara kerjanya. Di perusahaan ini untuk bagian QC sangat dihormati makanya tidak heran kalau banyak karyawan yang iri dengan setatus kami yang baru masuk perusahaan tiba-tiba di beri jabatan QC. Selain itu juga, untuk masalah gaji QC lebih tinggi dari pada karyawan biasanya itulah yang menyebabkan banyak karyawan yang ingin menduduki posisi QC.

Tidak terasa 3 bulan sudah aku lalui hari-hari kosongku dengn bekerja. Pengumuman kelulusan dan wisuda sekolahpun sudah ditentukan. Akhirnya mimpiku secara tidak sadar sudah terwujud semuanya tangan kananku memegang kelulusan sekolah dan tangan kiriku sudah memegang pekerjaan yang cukup menjanjikan. Betapa bahagianya kedua orang tuaku saat itu melihat aku, begitupun yang dirasakan saudara-saudaraku.

Dari kisah sederhana diatas mungkin kita bisa menyadari begitu pentingnya MIMPI. Orang yang tak mempunyai mimpi bagaikan bunga tak bermakhkota. Begitu indahnya hidup kalau kita punya mimpi. Siapa yang tidak kenal dengan ibu kita KRTINI, beliau menuliskan kata mutiara untuk kita semua putra putri bangsa Indonesia. Beliau berkata “Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.”. Jangan takut untuk bermimpi dang gantung mimpi kita dilangit agar tidak ada orang yang bias menggapai kucuali hanya kita.  Dan satu hal perlu kita ingat bahwa untuk mewujudkan suatu mimpi adalah bangun dari tidur.



IF YOU HAVE DREAMSTHEN YOU CAN REACH FOR THE STARS IN THE SKY