Jumat, 25 Oktober 2013

Surat Untuk Ibu


Dalam kebisuan malam. Bulan menyorotkan sinarnya dibalik pohon bambu. Sorot sinarnya mengusik hati yang sedang pilu. Bintang yang bertaburan dilangit dan Gemercik air sungai menghiasi keheningan malam ini. Duduk termenung seorang diri di atas batu alam. Membentangkan pandangan dan mensyukuri indahnya ciptaan tuhan. Tidak ada satupun ciptaanya yang tidak sempurna. Gunung, pohon, sungai, bintang, rembulan semua tercipta dengan indah tanpa ada kekurangan. Semua berjalan seperti biasa.


Aku hidup bak daun yang gugur dalam kekeringan. Tanpa arah dan tujuan yang jelas dalam hidup. Sepotong baju yang aku kenakan rasanya sudah pudar warnanya. Siang malam aku bekerja tak kenal waktu. Sengatan matahari yang membakar kulit tak pernah aku hiraukan, hujan yang membasahi tubuh seakan menjadi kawan yang setia menemani. Tanpa rasa kesal dan amarah, ku nikmati kehidupan ini. Sembari aku melepaskan penat beban jiwa karena sehari bekerja. Aku lihat seorang anak yang usianya tidak jauh dari aku merasakan kebahagiaan bersama kedua orang tuanya. Dia bahagia, sesekali dia menampakan kebahagiaan itu di balik keceriaanya. Untuk kali ini, aku tak kuat untuk menahan air mata. Menangis, sedih, marah, rindu semuanya aku rasakan. Ku ambil sehelai kertas kutuliskan surat untuk ibuku yang tak tau dimana berada.
Bunda,
Dimakah engkau berada
Aku rindu akan hadirmu
Kenapa engkau tidak pernah hadir dalam hari-hariku
Aku tak tau kemana aku harus mencarimu
Tak seorangpun yang mengetahui keberadaanmu
Inikah caramu mengajariku untuk menjadi orang yang kuat
Inikah caramu mendidik aku agar mengerti apa itu arti hidup
Bunda,
Aku hanya butuh 1 menit untuk memandangmu
Aku hanya ingin mengenalmu
Bunda,
Sejak aku bekerja aku selalu menyisihkan uangku untuk menabung, sesekali aku menahan lapar dan hanya air putih yang mengisi kekosongan perut agar uang yang aku tabung cukup untuk bertemu dengan mu. Berapa berharganya waktu 1 menit untuk bunda. Sampai engkau tak pernah menemui aku.
Salah apa aku sampai engkau begitu kejam terhadapku
Aku butuh kasih sayangmu
Aku butuh pelukan hangatmu

Bunda,
Semoga kau mengerti aku
Aku selalu berdoa untuk Kebahagiaan dan ketentraman hati bunda
Aku merindukanmu

Anakmu
Bambualam

Hanya tuhan yang tau keberadaan ibuku sekarang. Tak mungkin aku mengatrkan surat ini sendiri karena aku tak tau keberadaannya. Ku putuskan surat ini aku titipakan padamu tuhan.

Sadar hanya orang-orang yang mau berusaha sekuat tenaga dan berdo’a kepada tuhanlah yang akan diberikan kemuliaan. Rasa rindu akan hadirnya seorang ibu sesekali terlintas dalam benakku. Tidak tau kemana akan ku carinya. Bisikan halus malaikat tentang keadaan tuhan yang selalu ada untukku membuat aku kuat menghadapi hidup. Melupakan sebentar kerinduan untuknya. Tuhan maha sempurna, maha adil, maha bijaksana, maha pemurah, maha pemberi, maha pengasih tidak mungkin menguji hambanya melebihi kekuatan hambanya. Kesendirianlah yang selama ini yang setia menemani kemapun aku pergi. Tuhan punya rencana lain untuk aku dan tidak seorangpun yang tahu. Aku percaya kepadanya bahwa rencana tuhan tidak ada yang buruk, tidak ada yang mengecewakan, tidak ada yang perlu diragukan atas keindahanya.


Salam sukses.
Butuh inspirasi kirimkan pertanyaanya ke :
Ym : mukhammadkhoiron83@yahoo.com
WhatsApps : 08113044793
Pin BB : *******
Baca juga artikel yang terkait :